Meningkatkan
Kompetensi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat
dengan
Alat Bantu Kartu Positif (+) Negatif (-)
Siswa
Kelas VII.G SMP Negeri 1 Curup Timur
GITO,
S.Pd.
Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat adalah operasi dasar
pada pembelajaran Matematika,karena pembelajaran matematika berikutnya sangat
tergantung pada penguasaan materi ini. Maka menjadi sangat penting menanamkan
konsep ini kepada siswa agar pemahaman operasi hitung pada bilangan bulat lebih
nyata.Apakah alat bantu/alat peraga kartu positif (+) negatif (-) dapat
memotifasi dan meningkatkan kompetensi
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat siswa kelas VII.G SMP
Negeri 1 Curup Timur ?
Penelitian ini bertujuan untuk
menyertakan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Aktivitas dan
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran perlu diketahui dalam pembahasan
materi operasi Penjumlahan dan Pengrangan Bilangan bulat. Penelitian ini
menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian di SMP
Negeri 1 Curup Timur, sebagai populasi penelitian Siswa kelas VII SMP Negeri 1
Curup Timur sedangkan sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas VII.G SMP
Negeri 1 Curup Timur .
Prosedur penelitian melalui tahapan :
Perencanaan , Observasi, Refleksi, dan Analisis. Observer adalah guru
Matematika teman sejawat. Penelitian dilakukan dalam dua siklus. Pola
pembelajaran yang dikembangkan yaitu pembahasan operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Bilangan bulat dengan alat bantu kartu positif (+) negatif (-).
Berdasarkan hasil pembelajaran dengan
alat bantu kartu positif (+) negatif (-) yang dikembangkan dapat meningkatkan
penguasaan siswa kelas VII.G SMP Negeri 1
Curup Timur terhadap meteri operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dari
nilai rata-rata 5,18 menjadi 8,65.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal
yang mendasari perkembangan teknologi
moderen,mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.
Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan,aljabar,analisis,teori
peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa
depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.
Mata
pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut :
1. Memahami
konsep matematika,menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan
konsep atau algoritma,secara luwes,akurat,efesien,dan tepat dalam memecahkan
masalah.
2. Menggunakan
penalaran pada pola dan sifat,melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi,menyusun bukti,atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3. Memecahkan
masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,merancang model
matematika,menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Mengomunikasikan
gagasan dengan simbol,tabel,diagram,atau media lain untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
5. Memiliki
sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,yaitu memiliki sikap ingin
tahu,perhatian,dan minat dalam mempelajari matematika,serta sikap dan percaya
diri dalam memecahkan masalah.
Dalam aktivitas pembelajaran di
kelas,banyak ditemukan hambatan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Seorang guru menginginkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
akan dapat mencapai tujuan dan sekaligus dapat meningkatkan penguasaan materi
yang diajarkan. Hal ini akan terjadi jika antara guru dan siswa terjadi
interaksi yang aktif dan komunikatif dalam proses pembelajaran,namun jika
komponen-komponen yang ada di kelas tidak saling mendukung maka harapan itu
tidak akan dapat tercapai dengan sempurna.
Hal-hal
yang dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran itu antara lain :
1. Guru
tidak mengikutsertakan siswa dalam pembahasan materi.
2. Guru
tidak dapat membuat alat peraga/alat bantu yang lebih sesuai dengan materi
ajar,bahkan cenderung malas menggunakan alat peraga/alat bantu.
3. Guru
tidak menerapkan metode yang sesuai.
4. Rendahnya
daya tangkap siswa dari pesan lisan dan pesan gambar yang diungkapkan guru.
5. Rendahnya
minat belajar siswa terhadap pelajaran eksata,khususnya matematika.
6. Tingkat
pemahaman siswa yang bervariasi.
Untuk menghindari hambatan-hambatan
tersebut kiranya seorang guru harus lebih kreatif dan inovatif di dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas,juga perlu lebih memahami kondisi kelas yang
diajarnya. Untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran guru hendaknya :
1. Membuat
rancangan bahan ajar yang dapat dicermati siswa.
2. Berinovasi
dalam setiap penbelajaran.
3. Menciptakan
dan mampu menggunakan alat peraga/alat bantu sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
4. Menggunakan
metode yang tepat sesuai dengan alat peraga/alat bantu yang memudahkan siswa
memahami materi pembelajaran.
5. Menguasai
sepenuhnya materi bahan ajar.
6. Membagi
waktu setiap tahap dalam proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan
proses pembelajaran siswa kelas VII.G
SMP Negeri 1 Curup Timur,dengan kondisi kemampuan siswa yang
bervariasi,dan cenderung memiliki kemampuan di bawah rata-rata dari keseluruhan
siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Curup Timur dan ditambah dengan kelengkapan
sarana buku yang belum memadai maka sangat sulit untuk dapat mencapai target
pembelajaran sesuai yang diharapkan. Standar kompetensi Bilangan,pada
kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat merupakan materi yang sangat
menentukan pada pembelajaran berikutnya. Karena kompetensi ini akan menjadi
dasar pada pengembangan materi selanjutnya.
Untuk
membantu memecahkan masalah tersebut,maka peneliti memcoba melakukan pendekatan
pembelajaran yang lebih kongkrit
pada kompetensi dasar operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,dengan
membuat:
1. Alat
bantu /alat peraga berbentuk kartu positif (+) negatif (-) untuk mempermudah
siswa melakukan perhitungan penjumlahan bilangan bulat.
2. Merancang
model pembelajaran yang menuntut siswa lebih aktif dan kreatif.
3. Alat
uji berupa lembar kerja siswa yang valit dengan petujuk yang jelas.
Peneliti
berharap dengan membuat hal tersebut di atas,siswa semakin tertarik untuk ikut
secara aktif dalam proses pembelajaran.
B.Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah
model pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat
dengan alat bantu/alat peraga kartu
positif (+) Negatif (-) dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran di
kelas ?
2. Apakah
alat bantu/alat peraga kartu positif (+) negatif (-) dapat meningkatkan
kompetensi operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat siswa kelas VII.G SMP Negeri 1 Curup Timur ?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.
Tujuan
Penelitian
Tujuan penelitian ini
adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kompetensi operasi
penjumlahan bilangan bulat siswa kelas VII.G SMP Negeri 1 Curup Timur Kabupaten
Rejang Lebong Tahun Pelajaran 2009/2010 dan untuk mengetahui sejauh mana model
pembelajaran dengan menggunakan alat bantu Kartu positif (+) negatif (-) dapat
meningkatkan kemampuan penguasaan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan
bulat.
2.
Manfaat
Penelitian
Hasil penelitian ini sangat
bermanfaat bagi guru untuk inovasi pembelajaran,juga memudahkan guru dalam
membimbing siswa,terutama siswa yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata pada
pelajaran matematika. Bagi siswa model pembelajaran dengan alat batu Kartu
positif (+) negatif (-) merupakan variasi pembelajaran yang menyenangkan yang
dapat menumbuhkan aktivitas dan kreativitas siswa,sehingga dapat meningkatkan
kemampuan siswa pada kompetensi operasi penjumlahan bilangan
bulat.
BAB
II
KERANGKA KONSEPTUAL
A.Komponen Pembelajaran Matematika
Peneliti menganggap perlu mencari
cara untuk dapat membantu siswa kelas VII.G SMP Negeri 1 Curup Timur agar lebih mudah memahami
materi ajar dan lebih kuat dalam ingatan mereka tentang materi ajar dalam
pembelajaran operasi penjumlahan bilangan bulat. Latar belakang kemampuan pada
pelajaran matematika kelas VII.G SMP
Negeri 1 Curup Timur ini termasuk lemah dan di bawah rata-rata dari keseluruhan
siswa kelasVII. Hal ini terlihat dari data hasil NEM SD dan dari hasil Tes Awal
Kemampuan Dasar yang dilaksanakan pada
kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) Kelas VII SMP Negeri 1 Curup Timur tahun
pelajaran 2009/2010
(hasil
rekap NEM dan Tes Kemampuan Dasar: terlampir). Dari hasil pelaksanaan tes
kemampuan dasar itu pula pengelompokan mereka berada pada kelas yang paling
terendah. Perlu diketahui urutan kelas
tersusun dari tingkat pengetahuan tertinggi sampai terendah,yaitu: Kelas VII.A→Kelompok tertinggi
Kelas. VII.B → Kelompok peringkat 2
Kelas
.VII.C → Kelompok peringkat 3
Kelas
.VII.D → Kelompok peringkat 4
Kelas
.VII.E → Kelompok peringkat 5
Kelas
.VII.F → Kelompok peringkat 6
Kelas
.VII.G→ Kelompok peringkat terendah
Peneliti menyakini jika siswa kelas
VII.G SMP Negeri 1 Curup Timur dalam
proses pembelajaran,khusus dalam pembelajaran matematika dilibatkan secara
aktif dengan teknik dan alat bantu yang sesuai dengan tingkat pemahaman mereka
secara umum,maka akan meningkatkan kompetensi mereka,di mana peneliti akan
menggunakan alat bantu
Kartu Positif (+) Negatif (-) dalam proses
pembelajaran khusus dalam materi operasi penjumlahan bilangan bulat.
Pembelajaran dengan menggunakan alat bantu kartu positif (+) negatif (-) pada
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang dimaksud adalah
pembelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif menggunakan alat bantu tersebut untuk
menentukan hasil penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat,sehingga siswa dengan
sendirinya dapat membuat suatu kesimpulan mengenai sistem pada penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat.
Surakhmad (1986)
menggolongkan interaksi menjadi tiga :
1.
Pengalaman
riil,yakni segenap media dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Pengalaman
buatan, yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatakan
pengertian pada pengalaman riil.
3.
Pengalaman
verbal,dimana bahasa merupakan alat utama baik lisan maupun tertulis.
,.....................................................dst.???
terima kasih ... bagus ... https://semogadimudahkan.blogspot.com/
BalasHapus