Meningkatkan
Ketahanan Pribadi Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur
Dalam Belajar Matematika
Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad.
GITO,
S.Pd. Pada umumnya Siswa memiliki
ketahanan pribadi dalam belajar matematika masih rendah,hal ini dapat dilihat
dari hasil wawancara beberapa siswa.
Sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan atau
menanggapi pendapat temannya, kurang berani mengambil resiko (takut salah),
kebiasaan mencontoh.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pribadi siswa dalam belajar
matematika dan menyertakan siswa secara aktif dalam proses
belajar mengajar. Aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran akan meningkatkan ketahanan pribadi siswa
dalam belajar matematika.
Penelitian
ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian di
SMP Negeri 1 Curup Timur, sebagai populasi penelitian Siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Curup Timur sedangkan sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas
VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur .
Prosedur
penelitian melalui tahapan : Perencanaan , Observasi, Refleksi, dan Analisis.
Observer adalah guru Matematika teman sejawat. Penelitian dilakukan dalam dua
siklus.
Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif Tipe STAD
mampu
meningkatkan ketahanan pribadi siswa,dengan indikator :
63% siswa berani bertanya,60% siswa berani berpendapat, 83% siswa berani
memulai pekerjaan dan kebiasaan tidak mencontoh kuis pekerjaan teman baru
mencapai 57,5%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Kurangnya ketahanan pribadi
dalam belajar matematika dapat diduga akan berpengaruh besar terhadap gairah
belajar matematika. Jika hal ini dibiarkan maka siswa akan semakin tidak
menyenangi matematika bahkan pada tarap tertentu akan bersikap anti pati pada
pelajaran matematika. Akibat dari
itu semua semua tentu prestasi belajar matematika akan semakin rendah.
Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi
pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi
di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit
bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa di SMP Negeri 1 Curup
Timur . Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung hampir 60% diantara
para siswa memiliki ketahanan pribadi dalam belajar matematika masih rendah ,
data yang lain dapat dilihat dari hasil
wawancara beberapa siswa. Sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan
dan berani menjawab pertanyaan atau menanggapi pendapat temannya, kurang berani
mengambil resiko (takut salah), kebiasaan mencontoh pekerjaan temannya dan
kurang terlibat aktif dalam kelompok (cemas), merupakan indikasi lemahnya
ketahanan pribadi (keuletan) siswa dalam belajar matematika.
Kondisi di kelas juga
diperparah dengan pengelolaan guru dalam proses pembelajaran diantaranya masih
kuatnya dominasi guru dalam proses pembelajaran, guru secara aktif menjelaskan
materi, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa bekerja secara
prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran, disamping itu guru dalam
pembelajarannya masih indoktrinasi yaitu mendudukkan dirinya sebagai maha tahu,
maha benar, dan dalam proses pembelajarannya guru belum mengembangkan kemampuan
belajar siswa dalam berfikir kritis, logis dan kreatif.
Pada kurikulum 2004 tentang
Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar disebutkan bahwa: belajar merupakan
kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Pada buku itu juga
disebutkan pula prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar diantaranya adalah
Berpusat pada siswa, Belajar dengan Melakukan serta Mengembangkan Kemampuan
Sosial. Dengan memperhatikan 3 prinsip Kegiatan Belajar Mengajar yang
dikemukakan pada Kurikulum 2004 terlihat bahwa prinsip-prinsip tersebut mengacu
pandangan Konstruktivis yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan siswa untuk
mengkonstruksikan pengertian sendiri terhadap suatu konsep sehingga lebih
menarik dan bermanfaat bagi siswa, bila dibandingkan dengan jika pengertian
tersebut diperoleh secara langsung dari guru, sehingga pembelajaran sering
disebut pembelajaran berpusat pada siswa. Salah satu bentuk pembelajaran yang
berorientasi kepada pendekatan konstruktivis adalah model pembelajaran
kooperatif.
Menurut Abdurrahman Asy’ari
(2000), belajar hendaknya mampu memberikan bekal “life skills” yang
memungkinkan siswa “survive” dalam kondisi yang bagaimanapun. Belajar jangan
hanya dimaksudkan untuk mengasah otak, tetapi juga untuk mengasah “qolbu”
suapaya tercipta rasa positif seperti lebih percaya diri, tabah, tenang, tidak
mudah gelisah, mau menghargai orang lain, tidak mematikan semangat orang lain
dan pantang menyerah.
Hal-hal diatas memberikan arah
bahwa pembelajaran matematika hendaknya tidak boleh melepaskan diri dari proses
kerjasama. Dengan bekerja sama, seorang anak yang lebih “dewasa” dalam suatu
konsep bisa memberi bantuan kepada temannya untuk mencapai kemampuan idealnya.
Dengan bekerja sama, peluang terbentuknya ketrampilan sosial, dan kematangan
emosional juga lebih besar. Dan diharapkan dapat pula meningkatkan ketahanan
pribadi siswa dalam belajar matematatika.
1. 2. Rumusan
Masalah
Dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dicarikan solusinya yaitu
:
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur
dalam belajar matematika ?
2. Bagaimana
proses pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi
siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika ?
1.3. Hipotesis Tindakan
Pembelajran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi
siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika.
1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas
VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil penelitian
ini diharapkan bermafaat bagi :
(1)
Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat
dalam meningkatkan ketahanan pribadinya dalam belajar matematika serta memupuk
keberaniannya dalam bekerja mandiri.
(2)
Bagi guru, hasil penelitian dapat bermanfaat dalam
inovasi pembelajaran (model pembelajaran kooperatif), dan peningkatan
profesionalisme guru (melaksanakan refleksi dalam upaya perbaikan proses
pembelajaran).
(3)
Bagi sekolah, dalam usaha meningkatkan kualitas hasil
belajar matematika siswa melalui kolaborasi guru-guru dalam suatu penelitian tindakan
kelas.
1. 5. Definisi Operasional
Untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas, dalam penafsiran hasil penelitian ini,
maka perlu diberikan batasan tentang istilah yang terdapat dalam rumusan tujuan
penelitian diatas sebagai berikut :
(1)
Ketahanan
pribadi (keuletan) siswa adalah usaha siswa dalam menggali potensi diri. Yang
dapat diterjemahkan sebagai tindakan yang dinamis dan berani mengambil resiko
dengan indikator : 1) kecemasan siswa berkurang, 2) motivasi, 3) harga diri,
dan 4) sikap positifnya meningkat.
(2)
Pembelajaran
kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil yang
merupakan tempat siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman
belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Esensi
pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus kelompok,
sehinga dalam diri siswa terbentuk sikap kebergantungan positif yang menjadikan
kerja kelompok berjalan optimal (Santoso, 1998).
Pada penelitian ini
pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe STAD yang merupakan teknik
belajar kelompok yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi
pengetahuan atau tugas dengan siswa lain, mengajar serta diajar oleh sesama
siswa. Hal ini merupakan bagian penting dalam belajar.
.........................................dst.!!!!..mau???
.........................................dst.!!!!..mau???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar