Sabtu, 18 Februari 2012

PTK Matematika


Meningkatkan Ketahanan Pribadi Siswa Kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur
 Dalam Belajar Matematika
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad.

GITO, S.Pd. Pada umumnya Siswa memiliki ketahanan pribadi dalam belajar matematika masih rendah,hal ini dapat dilihat dari hasil  wawancara beberapa siswa. Sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan atau menanggapi pendapat temannya, kurang berani mengambil resiko (takut salah), kebiasaan mencontoh.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pribadi siswa dalam belajar matematika dan menyertakan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Aktivitas dan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran  akan meningkatkan ketahanan pribadi siswa dalam belajar matematika.
Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian di SMP Negeri 1 Curup Timur, sebagai populasi penelitian Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Curup Timur sedangkan sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur .
Prosedur penelitian melalui tahapan : Perencanaan , Observasi, Refleksi, dan Analisis. Observer adalah guru Matematika teman sejawat. Penelitian dilakukan dalam dua siklus.
Pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD


mampu meningkatkan ketahanan pribadi siswa,dengan indikator :
63% siswa berani bertanya,60% siswa berani berpendapat, 83% siswa berani memulai pekerjaan dan kebiasaan tidak mencontoh kuis pekerjaan teman baru mencapai 57,5%.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Kurangnya ketahanan pribadi dalam belajar matematika dapat diduga akan berpengaruh besar terhadap gairah belajar matematika. Jika hal ini dibiarkan maka siswa akan semakin tidak menyenangi matematika bahkan pada tarap tertentu akan bersikap anti pati pada pelajaran matematika. Akibat dari itu semua semua tentu prestasi belajar matematika akan semakin rendah.
Matematika dianggap sangat penting bagi kehidupan manusia. Matematika memiliki keterkaitan dan menjadi pendukung berbagai bidang ilmu serta berbagai aspek kehidupan manusia. Tetapi di sisi lain, matematika juga dianggap sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi siswa, bahkan cukup menakutkan bagi beberapa siswa di SMP Negeri 1 Curup Timur . Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung hampir 60% diantara para siswa memiliki ketahanan pribadi dalam belajar matematika masih rendah , data yang lain dapat dilihat dari hasil  wawancara beberapa siswa. Sedikitnya siswa yang mengajukan pertanyaan dan berani menjawab pertanyaan atau menanggapi pendapat temannya, kurang berani mengambil resiko (takut salah), kebiasaan mencontoh pekerjaan temannya dan kurang terlibat aktif dalam kelompok (cemas), merupakan indikasi lemahnya ketahanan pribadi (keuletan) siswa dalam belajar matematika.
Kondisi di kelas juga diperparah dengan pengelolaan guru dalam proses pembelajaran diantaranya masih kuatnya dominasi guru dalam proses pembelajaran, guru secara aktif menjelaskan materi, memberikan contoh dan latihan, sementara siswa bekerja secara prosedural dan memahami matematika tanpa penalaran, disamping itu guru dalam pembelajarannya masih indoktrinasi yaitu mendudukkan dirinya sebagai maha tahu, maha benar, dan dalam proses pembelajarannya guru belum mengembangkan kemampuan belajar siswa dalam berfikir kritis, logis dan kreatif.
Pada kurikulum 2004 tentang Ringkasan Kegiatan Belajar Mengajar disebutkan bahwa: belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Pada buku itu juga disebutkan pula prinsip-prinsip Kegiatan Belajar Mengajar diantaranya adalah Berpusat pada siswa, Belajar dengan Melakukan serta Mengembangkan Kemampuan Sosial. Dengan memperhatikan 3 prinsip Kegiatan Belajar Mengajar yang dikemukakan pada Kurikulum 2004 terlihat bahwa prinsip-prinsip tersebut mengacu pandangan Konstruktivis yaitu penciptaan kondisi yang memungkinkan siswa untuk mengkonstruksikan pengertian sendiri terhadap suatu konsep sehingga lebih menarik dan bermanfaat bagi siswa, bila dibandingkan dengan jika pengertian tersebut diperoleh secara langsung dari guru, sehingga pembelajaran sering disebut pembelajaran berpusat pada siswa. Salah satu bentuk pembelajaran yang berorientasi kepada pendekatan konstruktivis adalah model pembelajaran kooperatif.
Menurut Abdurrahman Asy’ari (2000), belajar hendaknya mampu memberikan bekal “life skills” yang memungkinkan siswa “survive” dalam kondisi yang bagaimanapun. Belajar jangan hanya dimaksudkan untuk mengasah otak, tetapi juga untuk mengasah “qolbu” suapaya tercipta rasa positif seperti lebih percaya diri, tabah, tenang, tidak mudah gelisah, mau menghargai orang lain, tidak mematikan semangat orang lain dan pantang menyerah.
Hal-hal diatas memberikan arah bahwa pembelajaran matematika hendaknya tidak boleh melepaskan diri dari proses kerjasama. Dengan bekerja sama, seorang anak yang lebih “dewasa” dalam suatu konsep bisa memberi bantuan kepada temannya untuk mencapai kemampuan idealnya. Dengan bekerja sama, peluang terbentuknya ketrampilan sosial, dan kematangan emosional juga lebih besar. Dan diharapkan dapat pula meningkatkan ketahanan pribadi siswa dalam belajar matematatika.

1. 2. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada dua masalah yang perlu dicarikan solusinya yaitu :
1. Apakah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika ?
2. Bagaimana proses pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika ?

1.3. Hipotesis Tindakan
Pembelajran Kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika.

1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk  meningkatkan ketahanan pribadi siswa kelas VIII.F SMP Negeri 1 Curup Timur dalam belajar matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Hasil penelitian ini diharapkan bermafaat bagi :
(1)         Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam meningkatkan ketahanan pribadinya dalam belajar matematika serta memupuk keberaniannya dalam bekerja mandiri.
(2)         Bagi guru, hasil penelitian dapat bermanfaat dalam inovasi pembelajaran (model pembelajaran kooperatif), dan peningkatan profesionalisme guru (melaksanakan refleksi dalam upaya perbaikan proses pembelajaran).
(3)         Bagi sekolah, dalam usaha meningkatkan kualitas hasil belajar matematika siswa melalui kolaborasi guru-guru dalam suatu penelitian tindakan kelas.
1. 5. Definisi Operasional
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, dalam penafsiran hasil penelitian ini, maka perlu diberikan batasan tentang istilah yang terdapat dalam rumusan tujuan penelitian diatas sebagai berikut :
(1)         Ketahanan pribadi (keuletan) siswa adalah usaha siswa dalam menggali potensi diri. Yang dapat diterjemahkan sebagai tindakan yang dinamis dan berani mengambil resiko dengan indikator : 1) kecemasan siswa berkurang, 2) motivasi, 3) harga diri, dan 4) sikap positifnya meningkat.
(2)         Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok kecil yang merupakan tempat siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai kepada pengalaman belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Esensi pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehinga dalam diri siswa terbentuk sikap kebergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok berjalan optimal (Santoso, 1998).
Pada penelitian ini pembelajaran kooperatif yang digunakan adalah tipe STAD yang merupakan teknik belajar kelompok yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi pengetahuan atau tugas dengan siswa lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa. Hal ini merupakan bagian penting dalam belajar.
.........................................dst.!!!!..mau???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar